Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai Trimester II ) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relative lama yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu ke 6 – 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.
TUJUAN DIET :
TUJUAN DIET :
- mengganti persendian glikogen tubuh dan mengontrol asidosis.
- secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
PENYEBAB :
Penyebab dari hiperemesis belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan kehamilan pertama; peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada kehamilan ganda dan hamil anggur; usia di bawah 24 tahun; perubahan metabolik dalam kehamilan; alergi; dan faktor psikososial. Wanita dengan riwayat mual pada kehamilan sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas (kegemukan) juga mengalami peningkatan risiko hiperemesis.
Penyebab dari hiperemesis belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan kehamilan pertama; peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada kehamilan ganda dan hamil anggur; usia di bawah 24 tahun; perubahan metabolik dalam kehamilan; alergi; dan faktor psikososial. Wanita dengan riwayat mual pada kehamilan sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas (kegemukan) juga mengalami peningkatan risiko hiperemesis.
GEJALA :
Yang ditandai dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relative lama.
PENCEGAHAN :
Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat menurunkan risiko hiperemesis. Satu kali gejala hiperemesis muncul, maka perlu penatalaksanaan sejak dini agar tidak terjadi perburukan.
DIET HIPEREMESIS :
Yang ditandai dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relative lama.
PENCEGAHAN :
Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat menurunkan risiko hiperemesis. Satu kali gejala hiperemesis muncul, maka perlu penatalaksanaan sejak dini agar tidak terjadi perburukan.
DIET HIPEREMESIS :
- karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total.
- lemak rendah, yaitu ≤ 10% dari kebutuhan energi total.
- protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
- Makanan diberikan dalam bentuk kering dan pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
- Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan sering dalam porsi kecil.
- Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam dan selingan malam.
- Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi kecil dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
MAKANAN YANG DIANJURKAN :
- Roti panggang, biscuit, krekers, singkong rebus
- Buah segar, sari buah.
- Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh, dan kopi encer.
MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN :
- Makanan yang merangsang saluran cerna.
- Hindari makanan yang berbumbu tajam.
- Bahan makanan yang mengandung alcohol, kopi dan yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna dan bahan penyedap).
- Hindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
- Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
- Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
- Wanita hamil yang hiperemesis disarankan untuk mulai mengkonsumsi vitamin B1 dan B6
- membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
- Hindari mengangkat beban berat dan beraktifitas secara bertahap.
- anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur